Saat Terakhir Ku Bersamamu
Byuuurr...Hembusan angin kembali menerpa kulitku, hujan turun kembali, persis seperti saat itu, saat terakhir ku bersamamu..."hei... Apa kau ingat? Rasanya kita pernah seperti ini?" tanyaku dulu."iya ya... Tapi kapan?" aku ingin tertawa melihat wajah sok mikirmu, tapi dingin udara membuat mulutku seakan beku. Deru hujan menderas, menghujam dedaunan tembesu."oh, iya... Kita pernah terjebak hujan seperti ini, disana, dibangunan tua menjelang senja."aku tertawa, mengiyakan, senang kau masih mengingatnya.Hembusan angin kembali menerpa kulitku, hujan semakin deras, persis seperti saat itu, saat terakhir ku bersamamu..."lihat kesana! Bagus ya?" tanyaku dulu."apanya yang bagus?" jawabmu, aku menghembuskan nafas agak kencang, mengeluarkan HP dan mengaktifkan video."kalau sedang seperti ini, semuanya terlihat bagus, lihat! Hijaunya berbeda.""ya... Irama hujan yang menentramkan." jawabmu dulu. Ku alihkan objek video dari nuansa tembesu padamu, seperti biasa, kau akan terlihat salah tingkah seperti yang sudah-sudah bila aku melakukannya, aku tertawa, menyudahi menggodamu.Hembusan angin kembali menerpa kulitku, hujan seakan enggan berhenti, persis seperti saat itu, saat terakhir ku bersamamu..."hm... Lihat! Hujan ternyata sampai batas itu, hampir mencapai pintu." ucapmu dulu, menunjuk bangunan disamping bangunan kita berteduh, aku melihatnya sekilas, itu berarti bangunan inipun sama basahnya, hanya perbedaan bahan lantai yang membuatnya tak terlihat basah."bagaimana kalau hujannya tidak berhenti?" aku menatapmu tak mengerti, "ya... Kalau hujan tak berhenti, aku bisa tidur dirumah keduaku di wilayah ini." jawabmu sambil tertawa menggodaku, aku cemberut, tapi apakah kau tahu? Aku benar-benar berharap hujan takkan berhenti agar aku bisa terus bersamamu.Hembusan angin kembali menerpa kulitku, hujan perlahan menjadi rinai, persis seperti saat itu, saat terakhir ku bersamamu...
Kamis, 06 Maret 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar